biografi
tokoh sosiologi
oleh
nama:luluk apriani
kelas: X rsbi 4
|
A.AUGUSTE
COMTE
Memiliki
nama panjang Isidore Marie Auguste François Xavier Comte. Comte lahir pada
tanggal 19 Januari 1789 di kota Monpellier di Perancis Selatan, dari orang tua
yang menjadi pegawai kerajaan dan penganut agama Katolik yang saleh. Auguste
Comte mengharapkan bahwa segala sesuatu harus dibuktikan secara ilmiah atau
empiris.
Perjalanan
Hidup dan Karya Comte serta Pandangannya tentang Ilmu Pengetahuan. Auguste
Comte adalah seseorang yang untuk pertama kali memunculkan istilah “sosiologi”
untuk memberi nama pada satu kajian yang memfokuskan diri pada kehidupan sosial
atau kemasyarakatan. Saat ini sosiologi menjadi suatu ilmu yang diakui untuk
memahami masyarakat dan telah berkembang pesat sejalan dengan ilmu-ilmu
lainnya.Dalam hal itu, Auguste Comte diakui sebagai “Bapak” dari sosiologi.
Auguste
Comte pada dasarnya bukanlah orang akademisi yang hidup di dalam kampus.Perjalanannya
di dalam menimba ilmu tersendat-sendat dan putus di tengah jalan.Berkat
perkenalannya dengan Saint-Simon, sebagai sekretarisnya, pengetahuan Comte
semakin terbuka, bahkan mampu mengkritisi pandangan-pandangan dari
Saint-Simon.Pada dasarnya Auguste Comte adalah orang pintar, kritis, dan mampu
hidup sederhana tetapi kehidupan sosial ekonominya dianggap kurang
berhasil.Comte menganut agama Humanitas, dia terpengaruh oleh Laurence.
Sosial
Statics Dan Sosial Dynamics
1. Menurut Comte social static adalah suatu
studi tentang hukum-hukum aksi dan reaksi antara bagian-bagian dari suatu
sistem sosial.
Social
Static merupakan bagian yang paling elementer dari ilmu sosiologi, namun bukan
merupakan bagian yang paling penting dari studi mengenai sosiologi karena
merupakan hasil dari suatu pertumbuhan.Inilah yang kemudian oleh Comte di
definisikan sebagai teori mengenai perkembangan dan kemajuan masyarakat
manusia.
2. Atas dasar tingkat perkembangan
intelegensi manusia yang lebih tinggi dari binatang munculah dalam sosial
dynamics maka adanya perkembangan masyarakat melalui 3 tahap, yaitu:
a. Tahap Theologies : segala sesuatu
dikaitkan dengan yang supernatural. Ada tiga tahap yakni :
Fetheism :
segala hal yang terjadi bersumber dari supernatural dan semua benda mempunyai
kekuatan jiwa.
Polytheism
: percaya akan banyaknya dewa dan dipengaruhi oleh animeisme dan dinamisme.
Monotheism
: gejala-gegala alam berpusat pada kekuatan tunggal yakni Yuhan Yanga Maha Esa.
b. Tahap Metaphisik : perantaa dari teologis
ke positive.
c. Tahap Positvistis/Rasional/Ilmiah :
segala sesuatu dibuktikan dengan data empiris. Seorang ilmuan tidak boleh
dipengaruhi emosionalnya.
B. EMILE
DURKHEIM
Lahir di
Epinal di propinsi Lorraine di Perancis Timur pada 15 April 1858.Collective
Consiusness merupakan dasar dari setiap teori-teori Emile Durkeim.Durkheim
wafat tanggal 15 November 1917. The Diivision of Labor in Society (1893); The
Rules of Sociological Method (1895); Suicede (1897); The Elementari Form of Religious
Life (1912)
Teori yang
dikemikakan oleh Emile Durkheim:
1. Fakta
Sosial (The Rule Of Sociological Method)
Yaitu
seluruh cara bertindak yang umum dipakai suatu masyarakat dan pada saat yang
sama keberadaannya terlepas dari manifestasi-manifestasi individu.
2. Teori
Bunuh Diri (Suicide)
Durkheim
memusatkan perhatiannya kepada 3 macam kesatuan sosial yang pokok di dalam
masyarakat, yaitu:
Bunuh diri di dalam kesatuan agama: rasa
ingin menjadi pahlawan.
Bunuh diri di dalam kesatuan keluarga: rasa
kolektivitas besar.
Bunuh diri
dalam kesatuan politik.
Jenis
bunuh diri:
a. Bunuh diri egoistis (egoistic suicide)
Yaitu
bunuh diri yang dilakukan oleh seseorang yang tidak dapat menolak role expectation
(peranan yang diharapkan dari dirinya oleh masyarakat).
b. Bunuh diri altruistik (altruistic
suicide)
Yaitu
seseorang melakukan bunuh diri karena merasa dirinya menjadi beban masyarakat,
dan merasa kepentingan masyarakat lebih tinggi dibandingkan kepentingannya.
c. Bunuh diri anomik (anomic suicide)
Yaitu
bunuh diri yang dilakukan akibat tidak adanya aturan yang mengatur pola
sikapnya.
d. Bunuh diri fatalistik (fatalistic
suicide)
Bunuh diri
yang disebabkan oleh keadaan putus asa ataupun pasrah pada keadaan
disekitarnya.Jika integrasi lemah, bunuh diri naik.Namun, jika integrasi kuat,
bunuh diri rendah.
3. Teori
Solidaritas (The Division of Labour in Society)
a. Solidaritas mekanis (tidak
terspesialisasi), ada pada masyarakat tradisional.
b. Solidaritas organis (mulai
terspesialisasi), ada pada masyarakat modern.
Konsekuensi
dari mekanis ke organis yaitu individualisme mulai muncul.
4. Teori
Tentang Agama (The Elementary Froms of Religious Life)
Asal mula agama
adalah dari masyarakat itu sendiri.Setiap masyarakat selalu membedakan mengenai
hal-hal yang dianggap duniawiyah.Terhadap hal-hal yang dianggap suci manusia
selalu membeda-bedakan dengan yang tidak dianggap suci.
Agama
merupakan perwujudan dari Collective Consciousness sekalipun selalu ada
perwujudan-perwujudan yang lain. Dua hal pokok dalam agama menurut beliau yakni
apa yang disebut kepercayaan dan apa yang disebut ritus atau upacara-upacara.
Kepercayaan adalah merupakan bentuk dari pikiran dan upacara-upacara atau ritus
merupakan tindakan.
C. KARL
MARX
Dilahirkan
pada tanggal 5 Mei 1818 di kota Trier di tepi sungai Rhine, beliau seorang
keturunan orang borjuis. Namun, Marx dikenal sebagai penentang kaum borjuis.
Buku Karl Marx yang tentang pertentangan
kelas. Kelas menurutà terkenal yaitu Das Kapital Marx adalah motor dari segala
perubahan serta kemajuan. Hubungan sosial menurut Marx didasarkan posisi
masing-masing terhadap sarana produksi.
Teori-teori
Karl Marx:
a. Teori Dialektika
Suatu
pandangan mengenai pertentangan antara tesisi dan anti tesisi titik temunya
akan membentuk tesis baru yang bertentangan begitu seterusnya atau pertentangan
antara dus kelas yakni kelas yang memiliki dan menguasai alat produksi dan
kelas yang tidak memiliki dan menguasai alat produksi, hal ini akan berjalan
terus kalau belum terbentuk masyarakat utopia (masyarakat sosialis atau
komunis).
b.
Dinamika Perubahan Sosial
perubahan
masyarakat melalui revolusioner dimulai dari:
a. Tradisional/property: hunting and
fishing
b. Feodal : tanah sudah mengenal sewa
c. Kapitalis : kapital majikan yang
menguasai alat-alat produksi dengan buruh di lain pihak.
d. Sosialis : yang mempunyai hak milik
adalah negara (state). Suatu masa transisi menuju komunis.Pada tahap ini masih
ada negara yang mengatur, maka muncul birokrasi rakyat atau dictator
ploretariat setelah negara dilebur, maka munculah komunis.
e. Komunis : cita-cita tidak mempunyai
kuasa dan yang dikuasai. Masyarakat komunis melihat ini sebagai suatu ideology
yang harus dilaksanakan. Komunis yang melahirkan masyarakat: tanpa kelas, tanpa
milik, tanpa kekuasaan dan tanpa perbedaan
3. Teori
Kelas
Yaitu
sekelompok orang-orang yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama dalam organisasi
produksi. Ada tiga kelas masyarakat menurut Marx yaitu:
a. Kelas
pemilik tanah
b. Kelas
pemilik modal
c. Kelas
pekerja
4. Teori
Alienasi
Bahwa
kelangsungan hidup manusia serta pemenuhan kebutuhannya tergantung pada
kegiatan produktif, dimana orang terlibat dalam mengubah lingkungan fisiknya
tetapi sebagai konsekwensinya bahwa manusia harus menyesuaikan diri dengan
produksinya itu yang membatasinya sebagai manusia walaupun manusialah yang
menciptakan.
Empat
unsur dasar alienasi:
a. Pekerja di dalam masyarakat kapitalis
teralienasi dari aktivitas produksi mereka.
b. Pekerja tidak hanya teralienasi
dari aktivitas produksi tetapi juga dari tujuan aktivitas tersebut/ produk.
c. Pekerja dalam kapitalisme
teralienasi dari sesama pekerja.
d. Pekerja dalam masyarakat
kapitalis teralienasi dari potensi kemanusian mereka sendiri.
D. MAX
WEBER
Weber
adalah seorang sosiolog yang ahli kebudayaan, ahli politik, hukum, bahkan
ekonomi.Weber merupakan anak tertua dari tujuh bersaudara, lahir pada tanggal
21 April 1864 di Erfurt Jerman.Ia meninggal dunia pada 14 Juni 1920 ketika
mengerjakan karya terpentingnya yakni Economy and Society. Dari sekian banyak
karyanya yang termasyur antara lain: Wirtschaft und Gessellschaft; Gesammelte
Aufsatze zur Wissenschaftlehre. Karyanya yang paling fenomenal yakni Protestant
Ethic and the Spirit of Capitalism.
Teori yang
dikemukakan oleh Weber adalah kelas dan status,
kekuasaan, dan rasionalitas.
1. Tindakan
Sosial
Beliau
menganggap sosiologi adalah suatu ilmu yang berusaha memahami tindakan-tindakan
sosial dengan menguraikannya dengan menerangkan sebab-sebab tindakan tersebut.
Weber memisahkan empat tindakan sosial di dalam sosiologinya, yaitu apa yang
disebutnya dengan:
a. Rasional instrumental (zweck rational)
yakni tindakan sosial yang menyandarkan diri pada pertimbangan-pertimbangan
manusia yang rasional ketika menanggapi lingkungan eksternalnya.
b. Rasional berorientasi nilai (wert rational)
yakni suatu tindakan sosial yang menyandarkan diri pada suatu nilai-nilai
absolut tertentu.
c. Afektif/ affectual: yaitu suatu tindakan
sosial yang timbul karena doronan atau motivasi yang sifatnya emosional.
d. Tradisional yaitu tindakan yang didorong
dan berorientasi kepada tradisi masa lampau.
2. Teori
Kekuasaan dan Wewenang
Kekuasaan
menurut weber adalah kemampuan untuk memaksakan kehendak meskipun sebenarnya
mendapat tentangan atau tantangan dari orang lain.
Tiga jenis
legitimasi atau wewenang menurut Weber:
a. Wewenang tradisional
Berlandas
pada kepercayaan yang mapan terhadap kekudusan, tradisi zaman, serta legitimasi
status berdasarkan otoritas.
b. Wewenang kharismatik
Mutu luar
biasa yang dimiliki seseorang dan tidak dimiliki oleh orang lain.
c. Wewenang rasional – legal
Berdasar
pada komitmen terhadap seperangkat aturan yang diundangkan secara resmi dan
diatur secara impersonal (resmi dan umum).
3. Etika
Protestan dan Spirit Kapitalisme
Dimana
weber meneliti berbagai agama yang ada di dunia dan menemukan sebuah kesamaan
dimana keluarga atau negara yang mayoritas memeluk agama Protestan memiliki
konsep hidup hemat dan cenderung menjadi lebih kaya dari pada negara yang
mayoritas memiliki agama lain. Di awal periode
kapitalisme, agen terpenting adalah orang protestan. Dan ini diteliti
oleh Max Weber khususnya dalam penggerak
kapitalisme, yang salah satunya adalah keyakinan agama mereka yang mengahsilkan
motivasi aktivitas pro kapitalis yang berorientasi pada kehidupan duniawi.
.
E. GEORG
SIMMEL
Lahir
tahun 1858 di pusat kota Berlin, ayahnya seorang pedagang Yahudi kaya. Simmel
menerima gelar doctor dari Universitas Berlin tahun 1881 dan mulai mengajar di
sana tahun 1885. Selama lima belas tahun dia tetap sebagai dosen-privat
(privatdozent, yakni dosen yang tidak dibayar yang gajinya berdasarkan
pembayaran mahasiswa). Kemudian dia menerima gelar “Profesor Luar Biasa”,
tetapi hanya merupakan kehormatan belaka tanpa kompensasi uang. Simmel akhirnya
meninggalkan Universitas Berlin tahun 1914, untuk menerima posisi sebagai
profesor penuh pada Universitas Strasbourg, namun malang kehidupan akademisnya
segera terhenti karena pecah perang.
Karya atau
pemikiran-pemikiran Simmel terpengaruh dari beberapa tokoh.Dalam karyanya On
Social Differentiation, Simmel terpengaruh dari model evolusi Spencer.Pembedaan
Simmel antara bentuk dan isi terpengaruh pada Filsafat Kant, yaitu seorang ahli
filsafat dari Jerman.Pemikiran dialektis yang dikemukakan Simmel merupakan
pengaruh analisa dialektik dari Hegel.
Teori-teori
Simmel yaitu:
a.
Pemikiran Dialektis.
Yaitu
suatu pemikiran dimana individu memiliki hubungan yang bersifat dualistis.
Disatu pihak dia merupakan anggota masyarakat dan disosialisasikan di dalam
masyarakat tersebut, tetapi pada waktu yang sama dia juga menentang masyarakat
itu sendiri. Pemikiran Dialektik merupakan salah satu teori Simmel yang paling
terkenal.
b.
Interaksi Sosial.
Simmel
mencoba membedakan bentuk dan isi dari interaksi.Bentuk yang dibedakan dari
isinya disebut Sosiabilita.Selain sosiabilita, Simmel juga membedakan tentang
Superordinasi dan Subordinasi.
Tiga
wilayah masalah dalam sosiologi menurut Simmel yaitu:
a. Sosiologi murni, tentang
variabel-variabel sosialisasi dan interaksi.
b. Sosiologi umum yang membahas produk
sosial dan cultural.
c. Sosiologi filosofis.
F. HERBERT
SPENCER
Dilahirkan
di kota Derby Inggris pada 27 April 1820 dan meninggal pada tahun 1930. Spencer
membagi masyarakat menjadi dua tipe yaitu masyarakat industri dan masyarakat
militer.Herbert terpengaruh oleh teori Darwinisme hingga munculah teori
Darwinisme Sosial atas perkenalan Spencer dengan istilah Survival of the
Fittest.
1. Teori
Darwinisme Sosial (perkembangan masyarakat) :
a. Struggule of life
b. Survival of the vitaes; bagaimana
masyarakat dapat bertahan dari tantangan dan situasi.
c. Natural selection; adanya seleksi
alam
d. Progress
Dalam
perkembangannya dalam masyarakat terjadilah empat tahap dalam proses
penggabungan teori:
a. Penggandaan (penambahan)
b. Kompleksifikasi
c. Pembagian/ diferensiasi
d. Pengintegrasian
2.
Kebenaran Universal
a. Adanya materi yang dapat rusak
b. Adanya kesinambungan gerak
c. Adanya tenaga dan kekuatan yang terus menerus.
G.
FERDINAND TONNIES
Ferdinand
Tonnies lahir pada tahun 1855 dan wafat pada tahun 1936.Ia merupakan salah
seorang sosiolog Jerman yang turut membangun institusi terbesar yang sangat
berperan dalam sosiologi Jerman. Ferdinand Tonnies memiliki berbagai karya
diantaranya Gemeinschaft dan Gesellschaft (yang dipublikasikan pertamakali pada
tahun 1887)
1. Teori
Masyarakat
a. Zweckwille, yaitu kemauan rasional
yang hendak mencapai suatu tujuan. Zweckwille, apabila orang hendak mencapai
suatu tujuan tertentu dan mengambil tujuan rasional kearah itu.Lebih menonjol
di kalangan pedagang, ilmuwan dan pejabat-pejabat umumnya orang tua yang
bersikap lebih rasional dan berkepala dingin daripada orang muda.
b. Kurwille, yaitu dorongan batin berupa
perasaan. Triebwille bersumber pada selera perasaan, kecenderungan psikis,
kebutuhan biotis, tradisi atau keyakinan orang.paling menonjol dikalangan
petani, orang seniman, rakyat sederhana, khususnya wanita dan generasi muda.
2.
Gemeinschaft dan Gesselchaft
a. Teori Gemeinschaft (paguyuban)
Merupakan
bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal.
b. Teori Gesselschaft (patembayan)
Merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu yang pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka
(imaginary) serta
strukturnya bersifat mekanis
sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin.
3. Teori
evolusi tanpa kemajuan
Evolusi
terjadi secara berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju kearah
memperburuk ketimbang meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
4. Teori
nilai
Menurut
Tonnies, “Kehidupan bersama berasal dari kemauan manusia.” tentang bagaimana
etika yang ada dalam masyarakat dan bagaimana estetika yang di hargai.
8.IBNU KHALDUN (1332-1406 )
A. Latar Belakang Pendidikan Ibnu
Khaldun
Seorang sarjana sosiologi dari
Italia, Gumplowiez melalui penelitiannya yang cukup panjang, berpendapat, ”Kami
ingin membuktikan bahwa sebelum Auguste Comte (1798-1857M) dan Giovani Vico
(1668-1744M) telah datang seorang muslim yang tunduk pada ajaran agamanya. Dia
telah mempelajari gejala-gejala sosial dengan akalnya yang cemerlang. Apa yang
ditulisnya itulah yang kini disebut sosiologi. (Gumplowiez, Ibnu Khaldun,
Arabischersoziologe des 14 jahrundert. Dalam ‘Sociologigsche
Essays:PP.201-202).
Sejarawan dan Bapak Sosiologi Islam ini dari Tunisia. Ia keturunan Yaman dengan
nama lengkapnya Waliuddin bin Muhammad bin Abi Bakar Muhammad bin Al Hasn.
Namun ia lebih dikenal dengan nama Ibnu Khaldun. Keluarganya berasal dari
Hadramaut (kini Yaman) dan silsilahnya sampai pada seorang sahabat Nabi
Muhammad Nabi Muhammad SAW. bernama Wail bin Hujr dari kabilah Kindah, salah
seorang cucu Wail, Khalid bin Usman, memasuki daerah Andalusia bersama
orang-orang arab penakluk pada tahun ke-3 H(9 M). Anak cucu Khalid bin Usman
membentuk satu keluarga besar bernama Bani Khaldun, dari bani inilah asal nama
Ibnu Khaldun.
Ia lahir di Tunisia pada tanggal 27 Mei 1332 M (1 Ramadhan 732 H), tetapi
sebenarnya ia dari Seville,Spanyol. Sejak kecil, ia sudah hafal Al-Qur’an. Di
tanah kelahirannya itu ia mempelajari syari’at (tafsir, hadits, tauhid, fiqih)
fisika dan matematika. Saat itu Tunisia telah menjadi pusat perkembangan ilmu
di Afrika Utara.
Sejak usia muda,ia sudah mengikuti kegiatan politik praktis. Situasi politik
yang tidak menentu di Tunisia, menyebabkan Ibnu Khaldun melakukan pengembaraan
dari Maroko sampai Spanyol. Pada tahun 1375, beliau pindah ke Granada, Spanyol.
Karena keadaan politik Granada tidak stabil ia menetap di Qal’at Ibnu Salamah
di daerah Tilmisan,ibukota Maghrib Tengah (Aljazair) dan meninggalkan dunia
politik praktis.
Tahun 746 H, studinya terhenti akibat terjangkitnya penyakit Pes di sebagian
besar belahan dunia bagian timur dan bagian barat. Banyak korban akibat dari
penyakit yang sedang melanda itu. Karena situasinya berubah, akhinya Ibnu
Khaldun mencari kesibukan kerja serta mengikuti jejak kakeknya untuk terjun ke
dunia politik. Berkat komunikasinya dengan tokoh-tokoh dan ulama terkemuka
setempat telah banyak membantunya mencapai jabatan tinggi.
B. Pemikiran Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun mengemukakan
pemikiran baru yang menyatakan bahwa sistem sosial manusia dapat berubah
seiring dengan kemampuan pola berpikir mereka, keadaan muka bumi di sekitar
mereka, pengaruh iklim, makanan, emosi serta jiwa manusia itu sendiri.
Beliau juga berpendapat bahwa pola pemikiran masyarakat berkembang secara
bertahap yang dimulai dari tahap primitif, pemilikan, peradaban, kemakmuran dan
kemunduran (keterpurukan). Pemikiran Ibnu Khaldun dikagumi oleh tokoh sejarah
keturunan Yahudi, Prof. Emeritus, Dr. Bernerd Lewis yang mengukuhkan tokoh
ilmuwan itu sebagai ahli sejarah arab yang hebat pada abad pertengahan.
Felo Amat Utama Akademik Institut Antarbangsa Pemikiran dan Ketamadunan
(ISTAC), University Islam Antarbangsa Malaysia (UIAM), Muhammad Uthman
El-Muhammady juga melihat pendekatan (pemikiran) Ibnu Khaldun secara mendunia.
Karya Ibnu Khaldun yang menakjubkan (Mukaddimah) membuat beliau mendapat gelar
Prolegomena atau pengenalan pada berbagai ilmu perkembangan kehidupan manusia
di kalangan ilmuwan barat. Dari situ, Ibnu Khaldun mengutarakan pandangannya
untuk memperbaiki kesalahan dalam kehidupan, menjadikan karya beliau seperti
ensiklopedia yang mengisahkan berbagai perkara dalam kehidupan sosial manusia.
Kajian yang dilakukan Ibnu Khaldun tidak hanya mencakup kisah kehidupan
masyarakat saat itu, tetapi juga merangkum sejarah umat terdahulu. Selain
sebagai ilmuwan dalam bidang ilmu sosial, Ibnu Khaldun mampu menjalankan tugas
dengan baik saat dilantik sebagai kadi (wali agama) ketika menetap di Mesir.
Kebijaksanaan beliau mendorong Sultan Burquq yaitu Sultan Mesir pada waktu itu,
memberi gelar Waliuddin kepada Ibnu Khaldun.
Ibnu Khaldun juga memajukan konsep ekonomi, perdagangan, kebebasan, beliau
terkenal karena hasil kerjanya dalam bidang sosiologi, astronomi, numerologi,
kimia serta sejarah. Beliau berpendapat bahwa tugas kerajaan hanya
mempertahankan rakyatnya dari kejahatan, melindungi harta rakyat, memberantas
penipuan dalam perdagangan dan mengurus pemasukan kas negara (upeti/ pajak).
Pemerintah juga melaksanakan kepemimpinan politik yang bijaksana dengan
keterpaduan sosial dan kekuasaan tanpa adanya paksaan.
Dari segi ekonomi, Ibnu Khaldun memajukan teori nilai dan keterkaitan hubungan
dengan tenaga kerja, mengenalkan pembagian kerja, membantu pemasaran
terbuka,menyadari kesan dinamik permintaan dan modal penjualan serta
keuntungan.
Wacana atau pemikiran Ibnu Khaldun juga diterapkan dalam kehidupan masyarakaat
modern yang ingin mengimbangi pembangunan fisik dan spiritual. Secara
teori,ilmu itu dikaitkan dengan persoalan manusia dalam masyarakat dan para
ahli sosiologi berharap ilmu itu dapat menjalin keterpaduan serta membentuk
pembenahan krisis moral yang dihadapi masyarakat saat ini.
Walaupun istilah sosiologi ditemukan oleh tokoh sosiologi kelahiran Perancis
abad ke 19 yaitu Auguste Comte, tetapi kajian mengenai kehidupan sosial manusia
sudah diurai oleh Ibnu Khaldun dalam kitabnya Mukaddimah, 500 tahun lebih awal,
pada usianya 36 tahun.
C. Karya-karya Ibnu Khaldun
Sebagai sejarawan dan filsuf, ia
memusatkan perhatiannya pada kegiatan menulis dan mengajar. Saat itulah karya
besar lahir dari tangannya, yaitu :
1. Sebuah kitab Al-Ibrar wa Diwan Al-Mubtada’ wa Al-Khabar fi Ayyamal Al-‘Arab
wa Al-Ajam wa al-Barbar atau yang sering disebut Al-Ibrar (Sejarah Umum),
terbitan Kairo tahun 1284. Kitab ini terdiri atas 7 jilid yang berisi tentang
kajian sejarah yang didahului oleh Muqaddimah (jilid I), yang berisi tentang
pembahasan masalah-masalah sosial manusia.
2. Muqaddimah (yang sebenarnya merupakan pembuka kitab Al-Ibrar) popularitasnya
melebihi kitab itu sendiri. Muqaddimah membuka jalan menuju pembahasan
ilmu-ilmu sosial. Menurut pendapatnya, politik tidak bisa dipisahkan dari
kebudayaan, dan masyarakat dibedakan atas masyarakat desa (hadarah) dan kota
(badawah). Oleh karena itu Ibnu Khaldun dianggap sebagai peletak dasar ilmu-ilmu
sosial dan politik Islam.
3. Sejumlah kitab yang bernilai tinggi diantaranya At-Ta’rif bi Ibn Khaldun
(autobiografi, catatan dan kitab sejarahnya) dan kitab teologi yaitu Lubabal
Al-Muhassal Afkar Usul Ad-Din (ringkasan dari kitab Muhassal Afkar Al-Muttaqaddimin
wa Al-Muta’akhirin karya Imam Fakhrudi Ar-Razi dan memuat pendapatnya tentang
masalah teologi).
D. Pengertian Sosiologi
Dalam Muqaddimah ini pula Ibnu
Khaldun menampakkan diri sebagai ahli sosiologi dan sejarah. Menurutnya
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang solidaritas sosial. Teori
pokoknya dalam sosiologi umum dan politik adalah konsep ashabiyah (solidaritas
sosial). Asal-usul solidaritas sosial adalah ikatan darah yang disertai
kedekatan hidup bersama. Hidup bersama juga dapat mewujudkan solidaritas yang
sama kuat dengan ikatan darah. Menurutnya, solidaritas sosial sangat kuat
terlihat dalam masyarakat pengembara, karena corak kehidupan mereka yang unik
dan kebutuhan mereka untuk saling membantu. Relevansi teori ini misalnya dapat
ditemukan pada teori-teori tentang konsiliasi kelompok-kelompok sosial dalam
menyelesaikan konflik tantangan tertentu. Relevansi teori Khaldun, misalnya
juga dapat ditemukan dalam teori Ernest Renan tentang kelahiran bangsa.
Tantangan yang dihadapi masyarakat pengembara dalam teori Khaldun
tampaknya,meski tidak semua, paralel dengan “kesamaan sejarah” embrio bangsa
dalam teori Ernest Renan. Kebutuhan untuk saling membantu mengatasi tantangan
ini juga me miliki relevansi dalam kajian psikologi sosial terutama berkenaan
dengan kebutuhan untuk mengikatkan diri dengan borang lain atau kelompok sosial
yang lazim disebut afiliasi.
9.William Fielding Ogburn
A. Latar Belakang
William Fielding Ogburn lahir di Butler, Georgia pada tanggal 29 Juni 1886.
Setelah beliau lulus dari Universitas Penyalur Tekstil, Georgia pada tahun
1905, beliau menginginkan untuk memasuki pekerjaan professional. Ogburn
kemudian memulai studinya pada bidang sosiologi. Beliau adalah seorang profesor
sosiologi di sebuah Perguruan Tinggi di Portland, Oregon. Selama 4 tahun beliau
berda di sana. Kemudian beliau kembali ke Universitas Columbia. Pada tahun
1927, Ogburn dipanggil ke Chicago untuk mengajar pada sebuah Perguruan Tinggi.
Beliau menerima gelar akademis kehormatan LL.D dari almamaternya dan juga dari
Universitas Carolina Utara.
W.F. Ogburn merupakan ilmuwan pertama yang melakukan penelitian terinci
mengenai proses perubahan yang sebenarnya terjadi. Beliau telah mengemukakan
beberapa teori, suatu yang terkenal mengenai perubahan dalam masyarakat yaitu “
Cultural Lag” (artinya ketinggalan kebudayaan) adalah perbedaan antara tarif
kemajuan dari berbagai bagian dalam kebudayaan dari suatu masyarakat. Ogburn
berusaha untuk menunjukkan perbedaan-perbedaan antara teori biologis dengan
berbagai teori evolusi tanpa mengesampingkan konsep evolusi secara menyeluruh.
W.F. Ogburn akhirnya meninggal di Tallahassee, Florida pada tanggal 27 April
1959.
B. Pengertian Sosiologi
Menurut William Fielding Ogburn, Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap
interaksi sosial dan hasil yang sebenarnya yaitu organisasi sosial. Beliau
berusaha memberikan pengertian tertentu, walaupun beliau tidak memberi definisi
tentang perubahan sosial. Beliau berpendapat bahwa ruang lingkup perubahan
social mencakup unsur kebudayaan yang materiil dan immaterial, dengan
menekankan pengaruh yang besar dari unsur-unsur kebudayaan yang materiil
terhadap unsur-unsur immaterial.
C. Ajaran-Ajaran Pokok
Beliau berpendapat bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya perubahan suatu kebudayaan
adalah :
1. Discovery (penemuan-penemuan)
Ogburn mengemukakan ada sebanyak 150 perubahan sosial yang disebabkan oleh
adanya radio.
2. Invensi
Ogburn mencatat ada 148 invensi atau penemuan semacamnya. Tiga bentuk efek dari
invensi yaitu :
a) Dispensasi (efek beruntung) dari sebuah invensi mekanik
b) Sukses (efek sosial) lanjutan dari sebuah invensi
c) Konvergensi (munculnya beberapa pengaruh dari beberapa invensi secara
bersama
3. Difusi
Yaitu penyebaran unsur-unsur budaya dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.
4. Akumulasi
5. Penyesuaian
D. Hasil Karya (1886-1959)
W.F. Ogburn menemukan penemuan baru yang dinamakan “ Social Invention” yaitu
penciptaan penegelompokkan dari individu-individu yang baru atau penciptaan
adat-istiadat baru, maupun perilaku sosial yang baru.
v “ Sosial Change with respect to culture and
original nature ” 1992
v “ American Marriage and family relationship
“ (dengan gorves) 1928
v “ Sosial Characters Stics of City “ 1937
v “ The Social Effect of Autation “ 1946
v “ Technology and the changing family “
(dengan nirmkoff) 1953